Gambar 1. BlogPendidikan.net

    Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk karakter seseorang. UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan setiap warga negara. Hal ini diharapkan untuk melahirkan generasi yang dapat menciptakan dan juga mendidik generasi berikutnya. Usaha awal yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Oleh sebab itu, peran para pendidik sangat penting dan dibutuhkan dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Caranya adalah dengan membuat atau menyusun metode atau media pembelajaran supaya peserta didik bisa mendapatkan pembalajaran yang bermakna. Sebab, dari peran tenaga pendidik inilah akan lahir generasi-generasi yang bisa menjunjung martabat bangsa.

    Pembelajaran inovatif sangat cocok ketika diterapkan di bidang pendidikan, salah satunya melalui implementasi pendekatan kontekstual. Pendekatan ini dapat dilihat sebagai salah satu alternatif dalam pendidikan, karena memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan kelas yang mendukung. Oleh karena itu, dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini, diharapkan bahwa kegiatan belajar dapat terjadi secara alami, dan proses belajar menggunakan metode konteks ini memprioritaskan proses di atas hasilnya.

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era sekarang ini mengakibatkan terjadinya krisis identitas pada bangsa Indonesia. Maksudanya adalah dengan berkembangnya iptek ini menyebabkan krisis budaya. Hal ini dibuktikan bahwa mayoritas sekolah sudah tidak lagi menggunakan kontekstual budaya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

    Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir akan adanya krisis budaya ini adalah dengan cara penggunakan metode pendekatan kontekstual berbasis budaya lokal yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode ini diharapkan para peserta didik lebih mudah untuk memahami perihal konsep-konsep yang sedang diajarkan, sebab itu semua berkaitan langsung dengan kehidupan seharai-hari.

    Budaya lokal merupakan salah satu bagian keunggulan yang menjadi suatau ciri khas (Kusumasari, Wanabuliandri, & Rahayu 2020). Maka dari itu, penggunaan metode pendekatan kontekstual berbasis budaya lokal dalam dunia pendidikan sangat penting. Sebab pendekatakan ini dirasa mampu untuk menuntun para peserta didik untuk bisa berfikir dengan cara pengembangan terhadap sumber yang akan dikembangkan, dengan tidak lupa tetap berpedoman pada sumber belajar yang dikembangkan.

    Pendekatan kontekstual, juga dikenal sebagai Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual, bertujuan untuk membantu siswa memahami makna materi akademik dengan menghubungkannya dengan situasi pribadi, sosial, dan budaya mereka. (Johnson, 2008: 67).

    Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan yang menunjukkan keadaan asli pengetahuan itu sendiri. Hal tersebut dapat menjadikan pengetahuan yang peserta didik pelajari dapat memberikan kesan yang berarti, sebab pengetahuan tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran seumur hidup.

    Dalam kegiatan pembelajaran, perlu adanya membuat pembelajaran yang inovatif agar siswa lebih mudah untuk menerima ide, gagasan, maupaun permasalahan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan tersebut semua komponen dalam pendidikan termasuk pendekatan kontekstual harus dipertimbangkan. 

    Salah satu upaya dalam membentuk pembelajaran yang inovatif adalah dengan menggunakan budaya lokal sebagai salah satu pendekatan kontekstual dengan para peserta didik. Bangsa Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan yang sangat beragam. Hal tersebut dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara dalam melaksanakan pendidikan dengan nilai pendekaran yang berbeda.

    Nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat Indonesia dapat digunakan secara efektif untuk mendukung kelancaran proses pendidikan. Ini adalah salah satu upaya untuk menerapkan aspek pendidikan untuk anak-anak berdasarkan aspek budaya lokal Indonesia. Menurut Kartadinata (Ruyadi, 2010) (Dalam Pengantar Buku Etnopedagogi oleh Wasilah et al., 2009), telah ditunjukkan bahwa: "Banyak dari kita telah terkesan oleh sistem pendidikan Barat, sehingga tetap mengabaikan keunggulan lokal yang sudah lama terkubur dalam warisan budaya kita." Oleh karena itu, perlu untuk merancang dan merumuskan model pendidikan karakter berdasarkan kebijaksanaan budaya lokal untuk masyarakat Indonesia yang beragam.

    Menumbuhkan pendidikan karakter bukanlah tanggung jawab satu orang saja, melainkan tanggung jawab kolektif. Oleh karena itu, sekolah memainkan peran penting dalam menerapkan roda pendidikan karakter, bersama masyarakat dan keluarga. Di Indonesia, pendidikan karakter dimasukkan sebagai bagian dari subjek pendidikan sipil, dan misi subjek ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan pada siswa. Sebenarnya, subjek pendidikan sipil hanya menekankan aspek kognitif. Pendidikan karakter tidak hanya harus berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga harus memprioritaskan aspek emosional dan psikomotor.

    Pendidikan karakter dapat diterapkan dengan mengidentifikan nilai-nilai yang ada pada masyarakat lalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, karakter tidak hanya berorientasi pada pengetahuan saja melainkan lebih menekankan pada perilaku.

    Ketika mengembangkan karakter, terutama karakter siswa di Indonesia, penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang tertanam dalam budaya Indonesia. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan karakter siswa, ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan. Pertama, ada fenomena penurunan nilai-nilai moral, yang mengacu pada penurunan prinsip-prinsip etika di antara siswa. Kedua, subjek pendidikan yang menekankan tidak hanya pada aspek kognitif. Saat ini, nilai-nilai yang ada di masyarakat Indonesia belum sepenuhnya dioptimalkan sebagai salah satu cara untuk menerapkan pendidikan karakter di Indonesia. Oleh karena itu, guru dapat mengekstrak nilai-nilai yang melekat dalam masyarakat Indonesia untuk digunakan sebagai salah satu bahan pembelajaran.

    Siswa diharapkan menggunakan nilainilai sosial dan budaya dalam kegiatan sehari-hari mereka. Salah satu cara untuk mengoptimalkan pendidikan karakter melalui subjek pendidikan sipil adalah dengan menerapkan berbagai strategi dan model pembelajaran. Untuk mengoptimalkan karakter pendidikan, berbagai model pembelajaran dapat diterapkan di Indonesia, termasuk pembelajaran kooperatif,, simulasi, sistem debat, dan pembelajaran kontekstual.

    Pendidikan karakter adalah salah satu upaya untuk membentuk karakter siswa. Untuk membentuk karakter peserta didik, diperlukan waktu yang cukup lama. Salah satu pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan adalah dengan menanamkan nilai-nilai kebijaksanaan budaya lokal. Karena budaya lokal mencakup banyak nilai dan norma yang dapat berfungsi sebagai sarana untuk memfasilitasi pengembangan pendidikan karakter.

    Dalam proses pengoptimalan pendidikan berbasis budaya lokal ini dikembangkan model pembelajaran yang disebut pembelajaran kontekstual. Hal tersebut diharapkan agar para peserta didik dapat menerapkan perilaku yang positif di kehidupan sehari-hari mereka.


Penulis: Olivia Dwi Anshori 230210302001


Sumber:

Ramdani, E. (2018). Model pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal sebagai penguatan pendidikan karakter. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 1-10

Zakiah, N. E., Sunaryo, Y., & Amam, A. (2019). Implementasi pendekatan kontekstual pada model pembelajaran berbasis masalah berdasarkan langkah-langkah polya. Teorema: Teori dan Riset Matematika, 4(2), 111-120.

Sariningsih, R. (2014). Pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa SMP. Infinity Journal, 3(2), 150-163

Hidayat, M. S. (2012). Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran. INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 17 (2)